Template Style Suwanda Sitorus /* ---------------------------------------------- Blogger Template Style Name Template : Picture Wanda Windows Designer : Josh Peterson Author : Suwanda Sitorus Redaktur : Suwanda Sitorus Url : plus.google.com/+SuwandaSitorus/about Updated by : Blogger Team Powered by : Suwanda Sitorus This free Blogger template is licensed under the Creative Commons Attribution 3.0 License, which permits both personal and commercial use. However, to satisfy the 'attribution' clause of the license, you are required to keep the footer links which provides due credit to its authors and supporters. For more specific details about the license, you may visit the URL below: http://creativecommons.org/licenses/by/3.0/ http://creativecommons.org/licenses/by/3.0/deed.id ----------------------------------------------- */

Rabu, 01 Januari 2014

Tetangga di Surga

Abu Yazid Al Busthami adalah seorang yang di kenal rajin bermunajat kepada Allah, karena keinginannya masuk syurga. Hatinya senang, pikirannya seolah-olah melayang sampai ke arasy Tuhan.
"Inilah tempat Rasulullah, semoga aku kelak menjadi tetangganya di syurga", bisik hati kecilnya. Ketika ia tersadar dari khayalannya, tiba-tiba terdengar suara menyeru.
"Ada seorang hamba yang kelak akan menjadi tetanggamu di syurga", kata suara itu.
Terdorong hatinya untuk mencari sahabatnya yang kelak menjadi tetangganya di syurga, Abu Yazid Al Busthami pergi mencari orang yang disebutkan itu. Ia berjalan kaki sejauh 100 farsah hingga sampai kesebuah negeri tempat orang yang di sebutkan itu.
Ketika ia akan menjumpai orang itu, seorang lelaki menasihatinya. "Mengapa engkau mencari orang yang fasiq dan peminum arak itu. Padahal dari tanda-tanda di dahimu kau adalah seorang yang shaleh", ujarnya.
Mendengar nasehat itu, hati Abu Yazid Al Busthami jadi termangu. "Jika demikian, suara yang menyuruhku saat aku bermunajat itu adalah suara syaitan. Mengapa aku harus menurutinya", bisiknya di dalam hati.
Tetapi ketika dia akan melangkahkan kaki untuk kembali, hatinya kembali termangu. "Aku datang jauh-jauh kemari untuk menemui orang itu, aku tak akan pulang sebelum bertemu dengannya", bisiknya dalam hati.
"Dimana tempat orang itu?" tanya Abu Yazid.
"Dia sekarang sedang mabuk-mabukan di tempat itu", ujar lelaki itu seraya menunjuk sebuah tempat.
Maka melangkahlah kaki Abu Yazid menemui orang yang di sebutkan itu. Benar juga, di tempat itu ia melihat 40 orang laki-laki sedang mabuk mabukan minum khamr, sementara orang yang di carinya itu tampak duduk di antara mereka.
Begitu melihat kenyataan yang kontras dari apa yang di sangka sebelumnya, Abu Yazid Al Busthami cepat membalikan kaki hendak meninggalkan mereka, ia merasa kesal dan putus asa. Tetapi seseorang memanggilnya.
"Hai Abu Yazid, mengapa engkau tidak jadi masuk rumah ini. Bukankah engkau jauh-jauh datang kemari hanya karena ingin bertemu denganku? Katakan engkau mencari seorang tetanggamu di syurga kelak ?", ujar lelaki itu.
Mendengar ucapan itu, hati Abu Yazid Al Busthami menajadi masygul. Ia tak habis pikir bagaimana orang itu bisa mengetahui maksud kedatangannya, padahal ia belum menyampaikan isi hatinya.
"Engkau begitu cepat meninggalkan rumah ini tanpa mengucapkan salam, tanpa perjumpaan dan nasihat", kata orang itu lagi yang membuat hati Abu Yazid jadi semakin tak mengerti dengan apa yang terjadi.
Dalam keadaan hati yang galau, Abu Yazid mulutnya seakan terkunci, tetapi ada pergulatan di dalam hatinya.
"Sudahlah Abu Yazid, kau tak perlu banyak berpikir dan merasa heran. Yang menyuruhmu datang kemari telah memberitahukan kedatanganmu kepadaku. Ayo masuklah kerumahku, duduklah barang sesaat", ajak orang itu.
Dengan sedikit ragu Abu Yazid Al Busthami menurutinya masuk ke rumah dan duduk diantara mereka yang sedang mabuk-mabukan itu.
Hai Abu Yazid, masuk syurga jangan ingin enaknya sendiri. Itu bukan sifat utama dan mulia dari seorang lelaki sepertimu. Dulu ada 80 orang fasiq yang suka mabuk-mabukan seperti apa yang engkau lihat saat ini. Kemudian aku berusaha membiarkan mereka agar bisa menjadi teman dan tetanggaku di syurga. Yang 40 sudah berhasil berhenti dari ke fasiqan, dan kini tinggal 40 orang ini. Inilah tugasmu membinanya untuk bertaubat agar bisa menjadi tetanggamu kelak di syurga", tegas orang itu.
Bagai di sambar petir hati Abu Yazid Al Busthami mendengar ucapan orang itu. Hatinya merasa terpanggil mengikuti jejak orang itu. Ia bertekat harus bisa menyadarkan 40 orang fasiq itu sebagai tetangganya kelak di syurga.
Kepada 40 orang yang tengah mabuk-mabukan itu, lelaki itu memperkenalkan bahwa orang datang itu adalah Abu Yazid Al Busthami. Dia adalah sahabat mereka yang akan mengajak mereka bersama-sama menjadi penghuni syurga. Dengan dakwah dan pembinaan khusus akhirnya 40 orang itu sadar dan bertaubat. Mereka itulah tetangga Abu Yazid Al Busthami di syurga kelak.